Penilaian Risiko Keselamatan dalam Industri Konstruksi

Industri konstruksi merupakan keseluruhan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan yang mencakup pekerjaan arsitektural sipil, mekanikal, elektrikal hingga tata lingkungan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik. Kontraktor jasa konstruksi sebagai pelaksana konstruksi dapat diartikan sebagai penyedia jasa profesional yang mampu melakukan pekerjaannya dalam membentuk bangunan atau bentuk fisik. Ketahui peran ISO 45001 dalam mengukur K3 di perusahaan. 

Dalam industri konstruksi juga harus diperhatikan keselamatan konstruksi. Keselamatan konstruksi adalah kegiatan untuk mendukung pekerjaan konstruksi untuk mewujudkan pemenuhan standar keamanan yang menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik, harta benda, material, peralatan, konstruksi hingga lingkungan. 

Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi

Penilaian risiko keselamatan konstruksi adalah perhitungan berdasarkan kemungkinan adanya kejadian yang berdampak pada keselamatan publik, jiwa manusia, konstruksi dan lingkungan  timbul dari pekerjaan konstruksi.

Kriteria Risiko Keselamatan Konstruksi

Risiko Kecil 

1. Bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian risiko keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh pengguna jasa. 
2. Pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). 
3. Mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 orang. 
4. Pekerjaan konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana. 

Risiko Menengah 

1. Bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian risiko keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh pengguna jasa. 
2. Pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) hingga Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) 
3. Mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 orang hingga 100 orang. 
4. Pekerjaan konstruksi yang menggunakan teknologi madya. 

Risiko Tinggi

1. Bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian risiko keselamatan konstruksi yang ditetapkan oleh pengguna. 
2. Pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp. 100.000.000.000, 00 (seratus miliar rupiah) Mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 orang. 
3. Menggunakan peralatan berupa pesawat angkat. 
4. menggunakan metode peledakan atau menyebabkan terjadinya peledakan. 
5. Pekerjaan konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.