- By Admin
- September 2, 2024
K3 konstruksi atau standar keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aktivitas yang dibuat untuk meminimalisir penyakit dan risiko cedera terkait pekerjaan konstruksi. Industri konstruksi merupakan industri dengan tingkat risiko kecelakaan ataupun penyakit yang disebabkan oleh lingkungan atau paparan zat kimia lainnya. ISO 45001 juga berperan dalam mengukur K3 di perusahaan.
Tujuan K3 adalah untuk melindungi karyawan terhadap penyakit dan cidera di tempat kerja, sekaligus bisa memberikan lingkungan yang aman dan sehat di tempat kerja. Upaya K3 di industri konstruksi mencakup perencanaan, pemakaian, peralatan dengan tepat, pelatihan dan juga evaluasi serta pemantauan terus menerus bagi kesehatan dan keselamatan kerja.
Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Berikut ini beberapa standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku di Indonesia:
OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
OSHA merupakan badan Amerika Serikat yang menjamin keberadaan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Tujuan dari OSHA ini adalah melindungi pekerja dari risiko cedera dan kondisi kerja berbahaya, membantu perusahaan meningkatkan keselamatan dan mengelola risiko hingga meningkatkan produktivitas.
ISO 45001
Standar ini bertujuan untuk membantu organisasi dalam mengelola kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih efektif. Manfaat dari ISO 45001 meningkatkan K3, mengurangi risiko kecelakaan dan biaya terkait kecelakaan kerja, membantu pemenuhan hukum, memperbaiki citra perusahaan dan mengurangi risiko sanksi hukum.
ILO Convention No. 155
Standar K3 ini bertujuan dalam konteks perlindungan pekerja dan lingkungan kerja yang aman. Manfaat menerapkan standar ini adalah untuk meningkatkan perlindungan pekerja, membantu organisasi patuh pada pedoman K3, dan mengurangi risiko hukum.
Peran K3 Konstruksi
Proyek konstruksi memiliki integritas yang cukup tinggi. Hal ini berkaitan dengan limit waktu dalam menyelesaikan proyek konstruksi. Berikut ini beberapa peran K3 konstruksi.
- K3 dalam bidang konstruksi berperan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat berbagai macam faktor, diantaranya ketidaksinambungan pengawasan terhadap keselamatan hingga kurangnya koordinasi yang berlangsung antara pekerja.
- K3 berperan memberikan edukasi dan informasi terkait kesehatan dan keselamatan kerja.
- K3 dalam bidang konstruksi melibatkan kepatuhan dan pemenuhan terhadap peraturan pemerintah mengenai K3.
- Tujuan K3 juga untuk menekan risiko kesehatan para pekerja dalam bidang konstruksi.
- Sebagai pedoman dalam menilai tingkat efektivitas program dan tindakan penanggulangan bahaya.
Penerapan K3 dalam Bidang Konstruksi
Penerapan K3 konstruksi mencakup beberapa langkah yang harus diikuti semua pihak yang ikut terlibat dalam pekerjaan konstruksi. Berikut penerapan K3 dalam bidang konstruksi:
Melakukan Identifikasi
Hal ini mencakup identifikasi terhadap potensi bahaya kimia, biologis dan fisik hingga risiko psikososial dan ergonomi.
Melakukan Evaluasi
Penerapan ini bertujuan untuk menetapkan tingkat biaya serta menentukan apa saja langkah untuk pencegahan yang dibutuhkan.
Melakukan Pengembangan Strategi
Strategi K3 paling tepat harus meliputi tindakan preventif dan perlu memperhatikan beberapa aspek baik teknis maupun non teknis.
Melakukan Penerapan
Biasanya hal ini melibatkan semua pihak terkait yang meliputi para pekerja, manajemen dan juga pihak kontraktor. Proses implementasi dari K3 harus dilakukan dengan terencana dan sistematis.
Melakukan Monitoring
Monitoring bertujuan untuk memastikan jika strategi K3 keselamatan kerja yang harus dikembangkan bisa meminimalisir risiko dan juga bisa meningkatkan keselamatan ataupun kesehatan kerja di dalam proyek konstruksi.